Sekitar tahun 1616 William Harvrey, seorang dokter asal Inggris melopori penelitian mengenai sistem peredaran darah.
Nah selanjutnya, pada tahun 1665 seorang dokter asal Inggris lainya yang bernama Richard Lower melakukan transfusi darah pertama kali dari 2 ekor anjing. Dan menurut ahli sejarah, transfusi yang dilakukan Richard Lower adalah transfusi darah yang pertama kali di lakukan di dunia.
Hingga pada Juni 1667, seorang Fisikawan asal Prancis bernama Jean-babtiste Denys, melakukan proses tranfusi darah terhadap manusia, dan proses pemindahan darah tersebut berhasil dilakukannya.
Dan transfusi darah antara manusia denagan manusia dilakukan pertama kali oleh seorang Fisikawan Inggris yang bernama James Blundell pada tahun 1818. Di saat itu Blundell sudah menggunakan jarum suntik, meski pun bentuknya terlihat sangat “aneh”. Cara kerja dari jarum suntik yang digunakan Blundell adalah darah dari si pendonor akan disedot masuk kedalam sebuah wadah, dan dialirkan secara langsung ke tubuh resipen. Nah proses ini cukup merepotkan , karena si pendonor dan resipen harus ada dalam waktu yang bersamaan. Namun sempat beberapa kali transfusi darah yang dilakukan oleh Blundell mengalami kegagalan dengan penyebab yang tidak jelas sama sekali.
Pada tahun 1930 seorang ilmuan Austria bernama Karl Landsteiner berhasil memecahkan misteri kegagalan dari sebagian proses transfusi yang dilakukan Blundell. Landsteiner mengetahui, bahwa darah yang terdapat dalam tubuh tidak selalu sama . Ia lalu mengelompokan golongan darah manusia, ke dalam 4 golongan, yaitu golongan darah : A, B, AB dan O. Diantara kelompok golongan darah tidak cocok jika saling bercampur sehingga bisa berakibat fatal.nah orang yang bergolongan O lah yang bisa memberikan darahnya kepada semua orang sehingga sering disebut Pendonor Universal, sedangkan orang yang memiliki golongan AB disebut dengan Resipen Universal karena dapat menerima donor dari semua jenis golongan darah.
Meskipun jenis golongan darah telah di ketahui namun masalah mengenai cepatnya darah menjadi beku belum terpecahkan , sehingga pada tahun 1915, seorang dokter dari Amerika yang bernama Richard Lewisohn berhasil menemukan cara untuk membuat darah tetap berbentuk cair. Ia menggunakan sebuah bahan yang terbuat dari “Sodium Sitrat” yang dicampurkan dalam darah sebelum membeku. Jika hendak digunakan, darah tersebut disuntikan kedalam tubuh penerima darah. Dan teknik itu dikenal dengan Metode Lewisohn. Dan dengan metode ini darah tidak cepat membeku , sehingga dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama.
Sekitar tahun 1908, mesin pendingin ditemukan . Dan dengan teknologi tersebut darah dapat disimpan lebih lama lagi.
Seiring perkebangan teknologi yang tambah modern , transfusi darah semakin mudah dan aman .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar